Peristiwa ini terjadi saat aku duduk dibangku SMP, aku juga gak tau kenapa untuk soal sex aku bisa mengikuti padahal umurku masih kecil, sampai sampai aku bisa ngerasaain sex itu nikmat , apa mungkin aku selalu disuguhkan dengan tubuh wanita terutama temannya mama, karena sering maen ke rumahku dan merayu atau menggodaku dengan berbau sex, T ante Dela (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.
Tante Dela ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Dela ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Dela inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).
Biasanya Tante Dela kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik.
Tante Dela ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.
Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Dela ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih).
Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Dela malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya.
Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.
Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Dela pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.
Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Dela mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Dela di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.
Lalu Tante Dela menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Dela, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Delan ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.
“Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Dela sambil mulai berjongkok.
Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga.
“Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Dela kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Dela boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Dela.
“Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante Dela.
“Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku.
“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Dela.
“Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.
Tante Dela cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.
“Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Dela.
Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Dela membiarkanku memegang-megang vaginanya.
“Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”.
“Iyah Tante”, jawabku.
Lalu Tante Dela menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.
Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.
“Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku.
“Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku.
“Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami.
“Dela, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante Dela.
“Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante Dela.
Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Dela berdua saja di villa, Tante Dela baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.
“Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante Dela sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
“Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.
Tante Dela begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.
“Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar Tante Dela padaku.
Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos.
“Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Dela sambil memegang si kecilku.
“Ah Tante bisa saja” kataku.
“Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja.
Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Dela, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
“Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Dela sambil menurunkan celanaku dan CDku.
Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.
“Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”
“Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos.
“Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Dela.
Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.
“Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Dela yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Dela hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.
“Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku.
“Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Dela.
Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Dela karena Tante Dela tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.
“Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante Dela yang kurasakan berdenyut-denyut.
Tante Delapun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.
“Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Dela, Tante Dela pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Dela berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Dela lembab dan agak basah.
“Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Dela.
“Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
“Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
“Enggak Tante”
Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Dela.
“Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah
“Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku.
“Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante Dela.
Tante Dela pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Dela basah entah kenapa.
“Tante kencing yah?” tanyaku.
“Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah”.
Dilepaskannya pula celana dalam Tante Dela dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Dela duduk di sampingku
“Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Dela dengan tangan yang agak gemetar, Tante Dela hanya ketawa kecil.
“Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Dela.
Dia mulai memegang penisku lagi, “Lex Tante mau itu nih”.
“Mau apa Tante?”
“Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Dela.
“Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”
“Tapi Alex enggak bisa Tante caranya”
“Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante Dela padaku.
Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Dela yang di tumbuhi bulu halus.
“Lex jilatin donk punya Tante yah” katanya.
“Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”
“Coba saja Lex”
Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Dela di atas dan tanpa pikir panjang Tante Dela pun mulai mengulum penisku.
“Achh.. hgghhghh.. Tante”
Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Dela tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Dela seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Dela sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Dela dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.
Tante Dela pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Dela menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.
“Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Dela.
Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Dela pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.
Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Dela pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.
Kulihat payudara Tante Dela mengeras, Tante Dela menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Dela. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Dela, langsung Tante Dela kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Dela seperti menjilati es krim.
“Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante Dela sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.
Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Dela tanpa sengaja tertelan olehku.
“Lex masukin donk Tante enggak tahan nih”
“Tante gimana caranya?”
Tante Dela pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Dela naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Dela pun mengejang hebat.
“Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Dela.
Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Dela. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Dela mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya.
Kurasakan Tante Dela sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Dela tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.
“Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Dela padaku.
Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Delapun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.
“Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
“Tante Alex kayanya mau kencing niih”
Tante Dela pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Dela pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.
Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Dela menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Dela yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Dela, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Dela di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Dela. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Dela, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.
“Lex kamu sudah baikan?” tanya Mamiku.
“Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku.
“Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante Dela.
“Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Dela.
Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Dela yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Dela.
Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Dela bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Dela. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali.
Kini Tante Dela sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Dela ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Dela.
Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Dela bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Dela yang nasibnya sama seperti Tante Dela, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.,,,,,,,,,,,,,,
FacebookTwitterGoogle+PinterestVimeoRSS
Templateism Wallpapers Hack Wfi wallpapers Koon Hack blogger templates
Koon Hack Blogger Templates